Ujian Akhir Semester Pembelajaran Sosial Emosional

Refleksi

Setelah Anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak hal lain mempengaruhi school well-being:

Saya belajar dan berlatih untuk memahami, mengendalikan, dan mengevaluasi emosi pribadi saya serta emosi peserta

• Pendekatan Empatis

Saya tidak memberikan penilaian langsung kepada siswa yang mungkin menunjukkan emosi negatif. Sebaliknya, saya berusaha untuk memahami alasan di balik perilaku mereka.

• Memberikan Waktu Istirahat

Saya memberikan kesempatan bagi siswa dan diri saya sendiri untuk beristirahat sejenak saat emosi muncul. Hal ini membantu kami untuk tetap tenang dan bisa merespons situasi dengan lebih baik.

• Sikap Tegas yang Terukur

Saya mengakui pentingnya memiliki sikap tegas sebagai guru, terutama dalam mengelola disiplin kelas. Namun, sikap tegas ini tidak berarti galak atau otoriter. Saya berusaha menjadi teladan dalam menerapkan aturan dan disiplin, tetapi tetap menciptakan lingkungan pembelajaran yang hangat dan humoris.

• Ekspresi Kasih Sayang

Selain sikap tegas, saya juga mengungkapkan kasih sayang dan perhatian kepada siswa. Siswa perlu merasakan bahwa saya peduli terhadap perkembangan mereka. Hal ini membantu menciptakan suasana belajar yang nyaman.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, saya berharap dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, di mana siswa merasa nyaman, terbuka untuk belajar, dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

2. Bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta didik yang beragam?

Dalam menghadapi beragam kemampuan peserta didik, saya berupaya menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan dengan cara:

• Memperlakukan semua peserta didik secara adil tanpa membedakan kemampuan mereka, sehingga tidak ada diskriminasi antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dan rendah.
• Membangun hubungan sosial-emosional peserta didik dengan membentuk kelompok belajar yang beragam, termasuk peserta didik berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kecemburuan dan intimidasi di antara peserta didik, melainkan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dalam menyelesaikan tugas.
• Berusaha mendekati peserta didik yang memiliki kemampuan rendah untuk memahami kendala atau permasalahan yang mereka hadapi, serta memberikan bimbingan khusus. Namun, saya juga tetap memberikan perhatian kepada peserta didik yang berkemampuan tinggi, sehingga tidak ada yang terabaikan dalam proses pembelajaran.

Lembar Kerja:

Berdasarkan hasil pengamatan dan laporan awal mengenai school well-being di tempat Anda buatlah rencana intervensi:

Pelaksanaan:

• Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dilakukan di sekolah PPL tahap 2.
• Kegiatan ini dilaksanakan secara luring.

Evaluasi:
Metode evaluasi yang digunakan:

1. Survei:
Gunakan survei untuk mengumpulkan data dari siswa, guru, dan staf sekolah mengenai persepsi, sikap, serta partisipasi siswa dalam peran aktif. Survei dapat dilakukan sebelum dan setelah implementasi program untuk membandingkan perubahan.

2. Observasi:

Lakukan observasi langsung terhadap siswa dalam situasi nyata di sekolah untuk mengukur sejauh mana mereka terlibat dan aktif dalam kegiatan sekolah. Observasi dapat dilakukan oleh guru, staf sekolah, atau evaluator yang ditugaskan.

3. Analisis dokumen:
Tinjau dokumen-dokumen yang relevan seperti catatan pertemuan, laporan kegiatan, atau kebijakan sekolah untuk melihat apakah terdapat perubahan dalam partisipasi siswa dalam pengambilan keputusan atau perubahan dalam kebijakan sekolah yang mempertimbangkan masukan siswa.

4. Wawancara:
Melakukan wawancara dengan siswa, guru, dan staf sekolah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perubahan dalam partisipasi siswa dan dampak dari program yang dilaksanakan.