Ruang Kolaborasi Topik 5 Pembelajaran Sosial Emosional
Aturan forum diskusi:
Diskusikan kondisi atau kasus di bawah ini dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas minimal 2 orang atau sesuai pembagian dalam kelas.
Tugas :
Observasi kelas Anda saat ini dan kemudian jelaskan iklim kelas Anda? Siapa yang lebih berperan dalam pembelajaran? Bagaimana peran guru, bagaimana peran peserta didik di kelas?
Pada bagian sebelumnya Anda diminta untuk menonton film “Laskar Pelangi” dan “HICHKI” bagaimana iklim kelas pada dua setting tersebut? Observasilah bagaimana perilaku guru dan peserta didik yang ada di film tersebut. Bagaimana peran guru? Bagaimana tingkah laku awal peserta didik apakah ada perubahan perilaku? Mengapa?
1. Observasi kelas Anda saat ini dan kemudian jelaskan iklim kelas Anda? Siapa yang lebih berperan dalam pembelajaran? Bagaimana peran guru, bagaimana peran peserta didik di kelas?
Observasi kelas saya saat ini menggambarkan iklim kelas dengan tingkat kendali rendah namun penuh kehangatan. Peran yang lebih aktif dalam proses pembelajaran dimiliki oleh peserta didik, sedangkan peran saya sebagai guru lebih sebagai seorang fasilitator. Peserta didik di kelas berpartisipasi aktif, berkolaborasi, dan mengungkapkan ekspresi diri mereka dengan bebas.
2. Pada bagian sebelumnya Anda diminta untuk menonton film “Laskar Pelangi” dan “HICHKI” bagaimana iklim kelas pada dua setting tersebut? Observasilah bagaimana perilaku guru dan peserta didik yang ada di film tersebut. Bagaimana peran guru? Bagaimana tingkah laku awal peserta didik apakah ada perubahan perilaku? Mengapa?
Dalam film "Laskar Pelangi," iklim kelasnya juga ditunjukkan sebagai rendah kendali dan penuh kehangatan. Guru, seperti Bu Mus, memiliki peran sentral dalam mengubah iklim kelas. Bu Mus adalah guru yang bersemangat dan kreatif, dengan hubungan emosional yang kuat dengan peserta didiknya. Perannya sebagai motivator dan pengajar kreatif membantu peserta didik mengatasi tantangan ekonomi dan sosial mereka.
Dalam film "HICHKI," iklim kelasnya juga memiliki ciri rendah kendali dan penuh kehangatan. Guru protagonis, Naina Mathur, menghadapi prasangka dan keraguan dari staf dan peserta didiknya karena sindrom Tourette-nya. Namun, dia memainkan peran penting sebagai motivator dan penyemangat, menginspirasi peserta didiknya untuk melihat potensi dalam diri mereka sendiri. Awalnya, peserta didik menunjukkan sikap meremehkan terhadap Naina, tetapi perubahan perilaku terjadi seiring waktu karena Naina mengajarkan nilai-nilai penting seperti empati dan keberanian.
Dalam kedua film tersebut, peran guru sebagai motivator dan pembimbing sangat penting dalam mengubah iklim kelas menjadi lingkungan yang mendukung perkembangan peserta didik.