Mulai Dari Diri Topik 1 Pembelajaran Sosial Emosional
A.1. Mulai dari diri: Bagaimana mengenal atau mengidentifikasi emosi diri dalam kehidupan Anda sehari-hari.
1. Apakah Anda menyadari emosi Anda pada kondisi/situasi tertentu? (Misalnya saat bertengkar/memiliki konflik, apakah Anda menyadari bahwa Anda kesal, marah, dll.)Ya, saya menyadari emosi pada kondisi tertentu. Menyadari emosi pada kondisi/situasi tertentu merupakan kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan kita sendiri dalam suatu situasi atau kondisi yang sedang dihadapi. Hal ini sangat penting untuk mengelola emosi dengan baik dan menghindari perilaku impulsif yang mungkin merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Misalnya ketika gagal mencapai tujuan, saya tentu menyadari bahwa diri saya kecewa dan sedih. Merasa sedih atau kecewa setelah gagal, itu adalah reaksi yang wajar dan manusiawi. Kegagalan dapat menimbulkan rasa sedih, kecewa, frustrasi, dan bahkan depresi pada seseorang. Hal ini disebabkan saya telah berharap untuk mencapai tujuan tertentu, namun tidak berhasil dalam usahanya.
2. Apakah Anda mengalami kesulitan mengelola emosi tersebut?
Contoh: saya tahu saya marah, apakah mampu mengontrol? Apakah saya marah dengan meledak-ledak, atau bagaimana?
Ketika saya sedang marah, sebisa mungkin saya akan mengelola diri terlebih dahulu dengan caramengatur pernafasan dan dilanjutkan dengan mengontrol emosi agar tidak meluap - luap, salah satunya dengan cara tidak membicarakan sumber permasalahan dan dilanjutkan dengan mengurai sumber permasalahan.
3. Pada situasi seperti apa Anda sulit mengelola/mengontrol emosi? (Misal saat saya sedih, dll)
Pada dasaranya saya tidak mengelami kesulitan dalam mengelola emosi saya, namun pada kondisi tertentu saya akan cenderung kesulitan dalam mengelola emosi misalnya saat saya sedang tidak dalam kondisi fisik yang baik misalnya saat sakit ataupun kelelahan. Pada kondisi ini saya cenderung kesulitan dalam mengelola emosi saya dan kurang bisa berpikir secara rasional terkait Tindakan dan perasaan saya. Hal ini dapat berdampak kurang baik pada peran saya sebagai guru maupun sebagai individu dalam kehidupan bermasyarakat. Pada saat saya sedang sakit maupun kelelahan, saya akan menjadi lebih sensitive dan saya agak kurang sabar dalam mengajar dikelas, saya akan langsung menegur dengan sedikit keras jika siswa saya melakukan tindakan yang tidak tepat misalnya siswa mengobrol selama proses pembelajaran.
4. Apa saja yang Anda rasakan saat berada di dalam situasi tersebut?
Misal: Saat saya sedih karena ada anggota keluarga yang meninggal, perasaan yang muncul adalah kebingungan, merasa bersalah, dll (respon bisa disesuaikan dengan kondisi yang Anda paparkan).
Saya akan merasa sedih ketika menghadapi permasalahan dengan individu ataupun kelompok perihal kesalahpahaman komunikasi. Karena saya tidak mudah untuk membangun komunikasi dengan orang lain, jadi ketika saya mempunyai permasalahan tersebut saya akan merasa sangat sedih.
5. Usaha apa sajakah yang Anda lakukan untuk mengelola emosi Anda?
Misal: berusaha menahan air mata, mengalihkan perhatian ke kegiatan lain, dll. Untuk mengelola emosi saya biasanya mengalihkan perhatian ke kegiatan lain, karena ketika saya bersedih saya sulit menahan air mata. Kegiatan lain misalnya dengan membaca sesuatu atau dengan menonton film atau terkadang saya mengatasinya dengan tidur.
6. Apakah usaha yang sudah Anda terapkan tersebut efektif? Jelaskan!
Ya, usaha tersebut cukup efektif. Dengan menganggap bahwa hal/kejadian yang memancing munculnya emosi tersebut tidak pernah terjadi, saya mampu mengendalikan emosi yang muncul tersebut. Selain itu, terkadang saya juga mengontrol emosi yang muncul dalam diri saya dengan menyendiri beberapa saat atau mengalihkan perhatian pada kegiatan lain agar muncul ketenangan dalam diri.
7. Menurut Anda, mengapa kita perlu mengelola emosi khususnya dalam pergaulan sehari-hari?
Perlu diketahui bahwa mengelola emosi itu penting karena akan membuat kita lebih memahami keadaan diri sendiri maupun lingkungan sekitar kita. Mengelola emosi bertujuan untuk :
A.2. Mulai dari diri : Relasi dengan orang lain
8. Anda pasti pernah menjadi seorang peserta didik. Menurut Anda bagaimana karakter guru yang baik?
Karakter guru yang baik adalah seseorang yang mampu mengontrol emosinya di depan peserta didik apapun perasaan yang sedang di alaminya. Tetap profesional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik
9. Bagaimana emosi yang seharusnya ditampilkan guru?
Seorang guru harus selalu bersikap dan bertutur kata yang mecerminkan sosok yang senantiasa di gugu (dipercaya) dan ditiru (menjadi contoh). Maka guru hendaknya menjadi role- model bagi murid-murid. Berusaha setiap saat dan dimana saja menjadi teladan bagi muridnya. Berkaitan dengan emosi yang seharusnya ditampilkan guru, walaupun guru sedang mengalami masalah yang berat namun di depan peserta didik atau di depan kelas guru harus tetap harus tersenyum dan tidak menampakkan bahwa sedang ditimpa masalah. Pemahaman mengenali emosi dapat membantu baik guru untuk mampu merespon terhadap kondisinya sendiri secara lebih tepat. Dengan latihan mengenali emosi dalam merespon, guru dapat meningkatkan kemampuan merespon secara lebih baik
10. Menurut Anda, apakah Anda dapat menjadi guru yang inspiratif; menjadi teladan bagi peserta didik?
Ya saya dapat menjadi guru yang inspiratif dan teladan bagi peserta didik. karena peserta didik akan melihat dan meniru sikap dari guru sehingga semaksimal mungkin sebagai guru yang profesional dalam mengontrol emosi dan selalu memberikan energi yang positif kepada peserta didik
11. Melihat kondisi peserta didik saat ini dan metode pembelajaran yang beragam, tantangan apa yang akan dijumpai seorang guru? Bagaimana cara menghadapi tantangan tersebut?
Tantangan yang dijumpai guru adalah bagaimana memfasilitasi peserta didik dalam belajar sehingga peserta didik merasa nyaman dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga menimbulkan pembelajaran yang bermakna. Cara menghadapinya dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kebutuhan belajar peserta didik yaitu dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
12. Apa dampaknya bila Anda tidak dapat mengelola emosi Anda ketika menghadapi tantangan tersebut?
Dampak yang didapatkan jika saya tidak mengelola emosi dengan baik yaitu pembelajaran yang dilakukan dapat tidak sesuai dengan alur yang sudah dilaksanakan. Sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan efektif dan peserta didik akan mendapatkan kesulitan yang baru dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan.
A.3. Berikut adalah beragam situasi kegiatan belajar dan mengajar di kelas maupun lingkup sekolah. Anda diminta membayangkan kondisi tersebut. Bagaimana respon Anda terhadap situasi tersebut?
13. Guru menjelaskan tetapi peserta didik sibuk dengan aktivitas lain. Atau Selama pembelajaran daring, peserta didik tidak on-camera (tidak menyalakan kamera). Mereka juga jarang merespon.
Bagaimana respon emosi Anda? Bagaimana perasaan Anda?
Peserta didik tidak on-camera atau tidak merespon ketika pembelajaran daring adalah salah satu tantangan yang selalu muncul dalam pembelajaran yang dilakukan secara online. Oleh sebab itu, yang pertama guru harus menyadari akan hal itu. Guru dan peserta didik seharusnya membuat kesepakatan bersama agar hal tersebut tidak terjadi. Jika memang kesepakatan tersebut dilanggar, guru bisa mengingatkan dengan lembut dan tegas kepada peserta didik dengan memberikan pengertian dan pendekaran yang tepat.
14. Guru mengajukan pertanyaan, peserta didik tidak ada yang menjawab Atau Menjawab sekenanya. Bagaimana perasaan Anda ketika bisa mengontrol emosi Anda? Apakah efeknya? Bagaimana bila sebaliknya?
Perasaan saya ketika ada peserta didik yang tidak ada menjawab dan menjawab sekenanya adalah dengan tetap menerima pendapatnya. Kemudian akan saya coba lihat satu persatu progress nya dengan berkeliling. Jika masih ada banyak yang belum paham dan tidak bisa menjawab saya akan menjelaskan secara ulang. akan tetapi jika hanya ada beberapa yang tidak bisa menjawab saya akan mencoba melalui pendekatan dengan memanggil mereka ke ruang guru untuk saya berikan penjelasan mana yang masih belum dipahami. Sikap yang ditunjukkan peserta didik adalah dengan kemungkinan peserta didik sebenarnya tahu dan paham tetapi ragu dan malu dalam menjawab ketika di kelas. dan kemungkinan kedua adalah peserta didik masih belum memahami materi pembelajaran yang diberikan. Untuk mendorong keberanian peserta didik, guru dapat membiasakan mereka dengan berpendapat, misalnya sesekali guru mengadakan tanya jawan beregu atau lomba tanya jawab.
15. Harapan dan ekspektasi bagi diri sendiri
Bagi diri sendiri mempelajari pembelajaran sosial emosional akan bermanfaat dalam mempelajari kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being)
16. Harapan dan ekspektasi bagi peserta didik Anda nantinya
Harapan dan ekspektasi bagi peserta didik nantinya adalah peserta didik dapat juga bersikap baik, terbuka dan menunjukkan emosi mereka dengan tepat. Karena adakalanya peserta didik yang diam dan termenung karena menjadi pribadi yang memendam emosi yang dimiliki. Sehingga ketika ada permasalahan yang dialami kurang terbuka. Saya berharap peserta didik dapat meluapkan dan mengendalikan emosi yang mereka miliki dengan tepat dan cara yang baik.
Misalnya ketika gagal mencapai tujuan, saya tentu menyadari bahwa diri saya kecewa dan sedih. Merasa sedih atau kecewa setelah gagal, itu adalah reaksi yang wajar dan manusiawi. Kegagalan dapat menimbulkan rasa sedih, kecewa, frustrasi, dan bahkan depresi pada seseorang. Hal ini disebabkan saya telah berharap untuk mencapai tujuan tertentu, namun tidak berhasil dalam usahanya.
2. Apakah Anda mengalami kesulitan mengelola emosi tersebut?
Contoh: saya tahu saya marah, apakah mampu mengontrol? Apakah saya marah dengan meledak-ledak, atau bagaimana?
Ketika saya sedang marah, sebisa mungkin saya akan mengelola diri terlebih dahulu dengan caramengatur pernafasan dan dilanjutkan dengan mengontrol emosi agar tidak meluap - luap, salah satunya dengan cara tidak membicarakan sumber permasalahan dan dilanjutkan dengan mengurai sumber permasalahan.
3. Pada situasi seperti apa Anda sulit mengelola/mengontrol emosi? (Misal saat saya sedih, dll)
Pada dasaranya saya tidak mengelami kesulitan dalam mengelola emosi saya, namun pada kondisi tertentu saya akan cenderung kesulitan dalam mengelola emosi misalnya saat saya sedang tidak dalam kondisi fisik yang baik misalnya saat sakit ataupun kelelahan. Pada kondisi ini saya cenderung kesulitan dalam mengelola emosi saya dan kurang bisa berpikir secara rasional terkait Tindakan dan perasaan saya. Hal ini dapat berdampak kurang baik pada peran saya sebagai guru maupun sebagai individu dalam kehidupan bermasyarakat. Pada saat saya sedang sakit maupun kelelahan, saya akan menjadi lebih sensitive dan saya agak kurang sabar dalam mengajar dikelas, saya akan langsung menegur dengan sedikit keras jika siswa saya melakukan tindakan yang tidak tepat misalnya siswa mengobrol selama proses pembelajaran.
4. Apa saja yang Anda rasakan saat berada di dalam situasi tersebut?
Misal: Saat saya sedih karena ada anggota keluarga yang meninggal, perasaan yang muncul adalah kebingungan, merasa bersalah, dll (respon bisa disesuaikan dengan kondisi yang Anda paparkan).
Saya akan merasa sedih ketika menghadapi permasalahan dengan individu ataupun kelompok perihal kesalahpahaman komunikasi. Karena saya tidak mudah untuk membangun komunikasi dengan orang lain, jadi ketika saya mempunyai permasalahan tersebut saya akan merasa sangat sedih.
5. Usaha apa sajakah yang Anda lakukan untuk mengelola emosi Anda?
Misal: berusaha menahan air mata, mengalihkan perhatian ke kegiatan lain, dll. Untuk mengelola emosi saya biasanya mengalihkan perhatian ke kegiatan lain, karena ketika saya bersedih saya sulit menahan air mata. Kegiatan lain misalnya dengan membaca sesuatu atau dengan menonton film atau terkadang saya mengatasinya dengan tidur.
6. Apakah usaha yang sudah Anda terapkan tersebut efektif? Jelaskan!
Ya, usaha tersebut cukup efektif. Dengan menganggap bahwa hal/kejadian yang memancing munculnya emosi tersebut tidak pernah terjadi, saya mampu mengendalikan emosi yang muncul tersebut. Selain itu, terkadang saya juga mengontrol emosi yang muncul dalam diri saya dengan menyendiri beberapa saat atau mengalihkan perhatian pada kegiatan lain agar muncul ketenangan dalam diri.
7. Menurut Anda, mengapa kita perlu mengelola emosi khususnya dalam pergaulan sehari-hari?
Perlu diketahui bahwa mengelola emosi itu penting karena akan membuat kita lebih memahami keadaan diri sendiri maupun lingkungan sekitar kita. Mengelola emosi bertujuan untuk :
- Membantu terhindar dari pengambilan keputusan sesaat yang tidak tepat
- Pikiran lebih jernih dan dapat berpikir dalam menyelesaikan dengan baik.
- Menghindari stress yang berlebihan
- Melatih menjadi pribadi penyabar dan bersyukur
- Tidak menimbulkan permasalahan lain dan berlarut-larut.
A.2. Mulai dari diri : Relasi dengan orang lain
8. Anda pasti pernah menjadi seorang peserta didik. Menurut Anda bagaimana karakter guru yang baik?
Karakter guru yang baik adalah seseorang yang mampu mengontrol emosinya di depan peserta didik apapun perasaan yang sedang di alaminya. Tetap profesional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik
9. Bagaimana emosi yang seharusnya ditampilkan guru?
Seorang guru harus selalu bersikap dan bertutur kata yang mecerminkan sosok yang senantiasa di gugu (dipercaya) dan ditiru (menjadi contoh). Maka guru hendaknya menjadi role- model bagi murid-murid. Berusaha setiap saat dan dimana saja menjadi teladan bagi muridnya. Berkaitan dengan emosi yang seharusnya ditampilkan guru, walaupun guru sedang mengalami masalah yang berat namun di depan peserta didik atau di depan kelas guru harus tetap harus tersenyum dan tidak menampakkan bahwa sedang ditimpa masalah. Pemahaman mengenali emosi dapat membantu baik guru untuk mampu merespon terhadap kondisinya sendiri secara lebih tepat. Dengan latihan mengenali emosi dalam merespon, guru dapat meningkatkan kemampuan merespon secara lebih baik
10. Menurut Anda, apakah Anda dapat menjadi guru yang inspiratif; menjadi teladan bagi peserta didik?
Ya saya dapat menjadi guru yang inspiratif dan teladan bagi peserta didik. karena peserta didik akan melihat dan meniru sikap dari guru sehingga semaksimal mungkin sebagai guru yang profesional dalam mengontrol emosi dan selalu memberikan energi yang positif kepada peserta didik
11. Melihat kondisi peserta didik saat ini dan metode pembelajaran yang beragam, tantangan apa yang akan dijumpai seorang guru? Bagaimana cara menghadapi tantangan tersebut?
Tantangan yang dijumpai guru adalah bagaimana memfasilitasi peserta didik dalam belajar sehingga peserta didik merasa nyaman dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga menimbulkan pembelajaran yang bermakna. Cara menghadapinya dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kebutuhan belajar peserta didik yaitu dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
12. Apa dampaknya bila Anda tidak dapat mengelola emosi Anda ketika menghadapi tantangan tersebut?
Dampak yang didapatkan jika saya tidak mengelola emosi dengan baik yaitu pembelajaran yang dilakukan dapat tidak sesuai dengan alur yang sudah dilaksanakan. Sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan efektif dan peserta didik akan mendapatkan kesulitan yang baru dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan.
A.3. Berikut adalah beragam situasi kegiatan belajar dan mengajar di kelas maupun lingkup sekolah. Anda diminta membayangkan kondisi tersebut. Bagaimana respon Anda terhadap situasi tersebut?
13. Guru menjelaskan tetapi peserta didik sibuk dengan aktivitas lain. Atau Selama pembelajaran daring, peserta didik tidak on-camera (tidak menyalakan kamera). Mereka juga jarang merespon.
Bagaimana respon emosi Anda? Bagaimana perasaan Anda?
Peserta didik tidak on-camera atau tidak merespon ketika pembelajaran daring adalah salah satu tantangan yang selalu muncul dalam pembelajaran yang dilakukan secara online. Oleh sebab itu, yang pertama guru harus menyadari akan hal itu. Guru dan peserta didik seharusnya membuat kesepakatan bersama agar hal tersebut tidak terjadi. Jika memang kesepakatan tersebut dilanggar, guru bisa mengingatkan dengan lembut dan tegas kepada peserta didik dengan memberikan pengertian dan pendekaran yang tepat.
14. Guru mengajukan pertanyaan, peserta didik tidak ada yang menjawab Atau Menjawab sekenanya. Bagaimana perasaan Anda ketika bisa mengontrol emosi Anda? Apakah efeknya? Bagaimana bila sebaliknya?
Perasaan saya ketika ada peserta didik yang tidak ada menjawab dan menjawab sekenanya adalah dengan tetap menerima pendapatnya. Kemudian akan saya coba lihat satu persatu progress nya dengan berkeliling. Jika masih ada banyak yang belum paham dan tidak bisa menjawab saya akan menjelaskan secara ulang. akan tetapi jika hanya ada beberapa yang tidak bisa menjawab saya akan mencoba melalui pendekatan dengan memanggil mereka ke ruang guru untuk saya berikan penjelasan mana yang masih belum dipahami. Sikap yang ditunjukkan peserta didik adalah dengan kemungkinan peserta didik sebenarnya tahu dan paham tetapi ragu dan malu dalam menjawab ketika di kelas. dan kemungkinan kedua adalah peserta didik masih belum memahami materi pembelajaran yang diberikan. Untuk mendorong keberanian peserta didik, guru dapat membiasakan mereka dengan berpendapat, misalnya sesekali guru mengadakan tanya jawan beregu atau lomba tanya jawab.
15. Harapan dan ekspektasi bagi diri sendiri
Bagi diri sendiri mempelajari pembelajaran sosial emosional akan bermanfaat dalam mempelajari kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being)
16. Harapan dan ekspektasi bagi peserta didik Anda nantinya
Harapan dan ekspektasi bagi peserta didik nantinya adalah peserta didik dapat juga bersikap baik, terbuka dan menunjukkan emosi mereka dengan tepat. Karena adakalanya peserta didik yang diam dan termenung karena menjadi pribadi yang memendam emosi yang dimiliki. Sehingga ketika ada permasalahan yang dialami kurang terbuka. Saya berharap peserta didik dapat meluapkan dan mengendalikan emosi yang mereka miliki dengan tepat dan cara yang baik.