Gunung Marapi, Sumatra Barat Kembali Erupsi Asap Letusan Terlihat Jelas di Kabupaten Agam

 


Bisabaca.com - Erupsi Gunung Marapi terjadi lagi, salah satu gunung berapi aktif di Sumatra Barat, kembali membuat kejutan dengan erupsinya yang terjadi pada Jumat (22/12/2023) pukul 12.19 WIB. Kali ini, asap letusan cukup besar dan dengan jelas teramati dari beberapa daerah di Kabupaten Agam. Suara letusan terdengar meskipun tidak terlalu besar, namun asapnya membumbung tinggi dan menjadi pemandangan yang mencengangkan.

Seorang warga Kabupaten Agam, Ningsih (35 tahun), menyampaikan pengalamannya, "Kami mendengar suara letusan yang tidak terlalu besar, namun asap membumbung tinggi jelas terlihat. Letusannya begitu nyata terlihat dari daerah Sungai Puar. Ini sungguh pengalaman yang tidak biasa karena biasanya Gunung Marapi hanya berasap dengan waktu yang lebih lama."

Peristiwa erupsi ini menjadi sorotan utama karena bertepatan dengan waktu adzan Sholat Jumat. Ningsih melihat bahwa kejadian ini tidak sesuai dengan kebiasaan Gunung Marapi yang biasanya hanya mengeluarkan asap dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Sementara itu, Ismet (40 tahun), seorang warga lainnya, berharap agar letusan kali ini tidak berdampak parah. Erupsi ini merupakan yang ke-20 setelah erupsi pertama pada Ahad (3/12/2023), yang menyebabkan 24 korban tewas di kalangan para pendaki yang terjebak saat Marapi erupsi.

Petugas Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi, Teguh, dalam keterangan tertulisnya, menjelaskan bahwa mereka tidak dapat memantau ketinggian kolom abu karena tertutup awan dari arah Kota Bukittinggi. "Telah terjadi erupsi Gunung Marapi pada tanggal 22 Desember 2023 pada 12.19 WIB, namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara ini 1 menit 25 detik," kata Teguh.

Meskipun telah terjadi erupsi, PGA menegaskan bahwa status Gunung Marapi masih berada pada Level II (Waspada). Masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan memasuki wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).

Teguh juga memberikan peringatan terkait potensi bahaya lahar, terutama saat musim hujan, kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lembah aliran dan bantaran sungai yang berhulu di puncak Marapi.

Untuk menghindari gangguan pernapasan dan kesehatan lainnya yang dapat disebabkan oleh abu vulkanik, masyarakat yang berada di sekitar Marapi diminta menggunakan masker pelindung mulut dan hidung, serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Teguh menambahkan, "Ketika terjadi hujan abu, penting untuk mengamankan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh." Ia juga mengimbau agar semua pihak menjaga situasi agar tetap kondusif di masyarakat. Dengan langkah-langkah pencegahan ini, diharapkan dampak erupsi Gunung Marapi dapat diminimalisir dan keamanan masyarakat terjaga.

Meskipun erupsi ini merupakan yang ke-20 setelah peristiwa tragis pada 3 Desember 2023, yang menelan korban jiwa di kalangan pendaki, masyarakat dan pihak berwenang tetap berharap agar dampak letusan kali ini tidak seberat sebelumnya. Erupsi pertama Gunung Marapi mengguncang banyak hati dan mengingatkan kita akan potensi bahaya yang dimiliki alam.

Keterangan dari Teguh, petugas PGA Marapi, memberikan wawasan tentang tinggi kolom abu yang tidak teramati. Meskipun demikian, seismogram mencatat amplitudo maksimum 30 mm dan durasi erupsi sementara ini sekitar 1 menit 25 detik. Informasi ini menjadi landasan bagi pihak berwenang dalam menilai dan merespons situasi gunung yang masih berada pada tingkat waspada.



Pentingnya menjaga keselamatan masyarakat sekitar tercermin dari larangan memasuki wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas, terutama Kawah Verbeek. Sementara itu, masyarakat yang bermukim di daerah potensial lahar diminta untuk selalu waspada, terutama selama musim hujan yang dapat meningkatkan risiko bahaya tersebut.

Keterbatasan dalam memantau ketinggian kolom abu karena awan dari arah Kota Bukittinggi menunjukkan kompleksitas dalam tugas pemantauan gunung berapi. Meskipun demikian, petugas tetap aktif memberikan peringatan dan saran kepada masyarakat untuk melindungi diri mereka dari dampak erupsi, termasuk penggunaan masker dan langkah-langkah pencegahan lainnya.

Erupsi Gunung Marapi juga menjadi momen untuk mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dan evakuasi yang baik. Masyarakat diminta untuk mengikuti informasi resmi dari otoritas setempat dan siap mengikuti prosedur evakuasi jika diperlukan. Ketenangan dan kerjasama antara pihak berwenang, masyarakat, dan pihak terkait lainnya akan memainkan peran penting dalam menghadapi potensi risiko yang timbul akibat aktivitas gunung berapi ini.

Situasi ini juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai dan melibatkan diri dalam upaya pelestarian alam. Dengan lebih memahami perilaku gunung berapi dan mempersiapkan langkah-langkah mitigasi yang efektif, kita dapat meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul pada masa depan. Semoga keselamatan dan keamanan selalu menyertai masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Marapi dan semua pihak yang terlibat dalam penanganan situasi ini.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url