Pentingnya Menghindari Jerat Pinjaman Pribadi Tanpa Regulasi

Kepala eksekutif pengawas perilaku pelaku usaha jasa keuangan edukasi dan perlindungan konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi

Bisabaca.com - Pinjaman pribadi, atau yang sering disebut pinpri, telah menjadi sorotan dalam masyarakat dewasa ini, dan kekhawatiran terhadap keamanan data menjadi salah satu permasalahan utama yang perlu diperhatikan. Meskipun begitu, ada kecenderungan di kalangan masyarakat untuk tidak selalu membedakan antara apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan, sehingga sering kali mereka terjerat dalam perangkap pinjaman pribadi.

Frederica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif yang mengawasi perilaku pelaku usaha jasa keuangan, edukasi, dan perlindungan konsumen di OJK, menyarankan agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap modus pinpri yang belum diatur oleh OJK. "Pinpri ini kan enggak diatur OJK, jadi kita mengimbau masyarakat untuk hati-hati, karena ini bukan tipe produk yang diawasi OJK," ujar Kiki, sapaannya, di Jakarta pada Jumat (15/9/2023).

Kiki juga mengungkapkan bahwa saat ini banyak sekali keluhan dari masyarakat yang telah terjebak dalam jerat pinjaman pribadi. Alasan utama masyarakat lebih memilih pinpri adalah proses yang jauh lebih mudah tanpa harus repot mengisi formulir dan sejenisnya. "Kadang masyarakat mau aja gitu, dan mereka enggak mau repot masuk ke entitas formal. Kan kalau di perusahaan jasa keuangan itu, pasti ditanya KTP-nya, ngisi formulir, dan sebagainya, ya memang repot. Tapi kan lebih aman," ujarnya.

Namun, Kiki menekankan bahwa pada dasarnya semua produk dan jasa keuangan memiliki manfaat yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Masalahnya terletak pada gaya hidup FOMO (Fear Of Missing Out) dan YOLO (You Only Live Once) yang membuat seseorang kurang mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dan lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan. "Semua produk dan jasa keuangan bagus jika digunakan dengan bijaksana. Karena produk jasa keuangan ada untuk memudahkan dan meningkatkan kesejahteraan kita," tambah Kiki.

"Jika seseorang akhirnya menggunakan produk keuangan secara tidak bijaksana, seperti terjebak dalam pinjaman online (pinjol) atau mendapatkan catatan buruk di SLIK Check karena penggunaan PayLater, ini menunjukkan kurangnya pemahaman dalam menggunakan produk keuangan. Padahal, pinjaman-peminjaman tersebut seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak," tegas Kiki.

Sebelumnya, Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal, Hudiyanto, telah mengungkapkan bahwa modus pinpri biasanya melibatkan penawaran pinjaman dari individu perorangan dengan syarat-syarat yang melibatkan pengungkapan data pribadi peminjam. "Data-data pribadi yang diminta meliputi KTP, Kartu Keluarga, akun media sosial, foto profil WhatsApp penjamin, informasi pekerjaan peminjam, bahkan lokasi peminjam," ungkap Hudiyanto.


Kesimpulannya, penting bagi masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menggunakan produk keuangan dan selalu berhati-hati terhadap modus pinjaman pribadi yang belum diatur oleh OJK. Keinginan sesaat yang tidak dipertimbangkan dengan baik dapat mengakibatkan masalah finansial yang serius. Oleh karena itu, edukasi dan pemahaman yang lebih baik tentang produk keuangan sangat penting untuk menjaga kesejahteraan finansial kita.

Ketika berbicara tentang pinjaman pribadi, kita harus memahami bahwa ada berbagai jenis pinjaman yang tersedia, termasuk yang diatur oleh badan pengawas seperti OJK dan yang tidak diatur. Pinjaman pribadi yang diatur oleh OJK biasanya lebih aman karena mereka tunduk pada aturan dan regulasi yang ketat untuk melindungi konsumen. Namun, pinpri, atau pinjaman pribadi tanpa regulasi ini, menjadi masalah karena seringkali mengeksploitasi kebutuhan mendesak individu tanpa memberikan perlindungan yang memadai.

Saat ini, banyak masyarakat yang terpesona oleh kenyamanan pinpri. Mereka tergoda oleh proses yang sangat sederhana tanpa perlu melalui prosedur formal yang biasa ditemui di lembaga keuangan resmi. Namun, tanpa pengawasan yang memadai, ini dapat menjadi jerat yang berbahaya. Frederica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif OJK, mengingatkan kita bahwa meskipun pinpri terlihat mudah dan cepat, itu juga tidak memiliki perlindungan yang sama dengan produk keuangan yang diawasi oleh OJK.

Ketika seseorang memutuskan untuk mengambil pinjaman, baik itu untuk keperluan mendesak atau keinginan pribadi, penting untuk melakukan pertimbangan yang matang. Ini adalah keputusan finansial yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada keuangan pribadi seseorang. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Memenuhi kebutuhan mendesak seperti perawatan kesehatan yang mendesak atau keadaan darurat lainnya adalah alasan yang masuk akal untuk mengambil pinjaman. Namun, menggunakan pinjaman untuk memenuhi keinginan yang tidak mendesak seperti liburan mewah atau pembelian barang-barang mewah bisa menjadi langkah yang kurang bijaksana.

Pentingnya pendidikan keuangan tidak boleh diabaikan dalam konteks ini. Masyarakat perlu memahami bagaimana produk keuangan berfungsi, risiko yang terlibat, dan bagaimana mengelolanya dengan bijak. Ini termasuk pemahaman tentang suku bunga, biaya terkait, dan jangka waktu pinjaman. Juga, penting untuk mencari nasihat profesional jika diperlukan sebelum mengambil keputusan finansial yang besar.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url