Apakah Kebiasaan Mengunyah Es Batu Mengindikasikan Anemia Defisiensi Besi?
Bisabaca.com - Beredar informasi di media sosial yang menyatakan bahwa kebiasaan mengunyah es batu bisa menjadi tanda gangguan pica (pagophagia). Pica adalah kondisi di mana seseorang merasa tak bisa menahan dorongan untuk mengonsumsi benda-benda yang bukan makanan, seperti es batu, kertas, salju, atau tanah liat. Bahkan, seorang pengguna TikTok menghubungkan kebiasaan mengunyah es batu dengan gejala anemia defisiensi besi. Apalagi jika disertai dengan gejala seperti lemas, pusing, pucat, dan kesulitan berkonsentrasi. "Hayo, siapa yang juga suka nyemilin es batu?" tulisnya di TikTok.
Tetapi, apakah benar kebiasaan mengunyah es batu dapat berhubungan dengan anemia defisiensi besi?Penjelasan Kebiasaan Mengunyah Es Batu
Mengunyah es batu adalah kebiasaan yang mungkin ditemukan pada beberapa individu. Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi cara yang menenangkan atau bahkan kebiasaan sederhana untuk mengatasi kebosanan. Namun, dalam beberapa kasus, kebiasaan ini dapat menjadi lebih dari sekadar kesenangan dan dapat dikategorikan sebagai gangguan pica.
Apa itu Gangguan Pica?
Pica adalah gangguan makan yang melibatkan konsumsi benda-benda yang tidak memiliki nilai nutrisi dan bukan bagian dari makanan sehari-hari. Ini termasuk mengonsumsi es batu, kertas, tanah, pasir, dan bahkan benda-benda yang berbahaya. Gangguan pica lebih umum terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat ditemukan pada orang dewasa. Kebiasaan mengunyah es batu sering kali masuk dalam kategori ini.
Kaitan antara Pica dan Anemia Defisiensi Besi
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kebiasaan mengunyah es batu dapat menjadi indikasi anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah kondisi di mana tubuh kekurangan zat besi yang penting untuk produksi sel darah merah yang sehat. Gejala anemia defisiensi besi termasuk lemas, pusing, pucat, dan kesulitan berkonsentrasi.
Beberapa ahli medis dan pengguna media sosial telah mengaitkan kebiasaan mengunyah es batu dengan anemia defisiensi besi. Mereka menganggap bahwa dorongan untuk mengunyah es batu mungkin muncul sebagai reaksi tubuh terhadap kekurangan zat besi, karena es batu dapat memberikan sensasi dingin yang menghilangkan sensasi panas dalam mulut.
Pandangan dari Dokter Ahli
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan ini, kami berbicara dengan Dr. Andi Khomeini Takdir, seorang spesialis penyakit dalam dan Chairman JDN Indonesia. Dr. Andi memberikan pandangan yang penting tentang topik ini.
Dr. Andi menjelaskan bahwa kebiasaan mengunyah es batu umumnya tidak memiliki dampak buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Menurutnya, kebiasaan ini biasanya hanya berdampak negatif pada kesehatan gigi dan mulut. Dia menekankan, "Mungkin jika giginya sensitif, itu bisa menyebabkan ngilu. Selain itu, jika air yang digunakan untuk membuat es batu tidak bersih, maka es batunya juga bisa menjadi kotor."
Namun, Dr. Andi mengakui bahwa ada sejumlah pakar yang telah mengaitkan kebiasaan mengunyah es batu dengan anemia. Namun, menurut pandangan pribadinya, hubungan ini tidak dapat dikorelasikan langsung. Dia bahkan mengungkapkan bahwa meskipun dia sendiri kadang-kadang mengunyah es batu sekali seminggu, kadar hemoglobin (HB) dalam darahnya tetap berada dalam rentang normal.
Penyebab Anemia Defisiensi Besi
Dr. Andi menjelaskan bahwa penyebab utama anemia defisiensi besi lebih cenderung terkait dengan asupan zat besi yang tidak mencukupi melalui makanan. Dia menjelaskan bahwa pasien yang mengalami gangguan pica mungkin lebih mungkin untuk makan benda-benda yang tidak lazim dimakan, seperti es batu, daripada makanan yang seharusnya mengandung zat besi yang diperlukan oleh tubuh. Ini dapat menyebabkan kekurangan zat besi dan, akibatnya, anemia.
Dampak Buruk Mengunyah Es Batu
Sementara kebiasaan mengunyah es batu mungkin tidak selalu berkaitan langsung dengan anemia, ada dampak buruk yang perlu diperhatikan:
1. Merusak Gigi
Mengunyah es batu terlalu sering dapat merusak gigi. Gigi geraham yang digunakan untuk mengunyah es batu dapat menjadi patah atau retak akibat tekanan berulang.
2. Nyeri Rahang
Kebiasaan ini juga dapat memicu nyeri pada rahang, karena otot rahang harus bekerja lebih keras untuk mengunyah tekstur keras es batu yang tidak selaras dengan kemampuan rahang.
3. Merusak Enamel Gigi
Mengunyah es batu berulang-ulang dapat merusak enamel gigi, yang merupakan lapisan terluar yang sangat penting dalam melindungi gigi dari kerusakan.
4. Gigi Sensitif
Kerusakan bahkan yang kecil pada gigi dapat meningkatkan tingkat sensitivitas gigi. Akibatnya, gigi bisa terasa nyeri saat mengonsumsi makanan panas atau dingin.
5. Merusak Behel Gigi
Bagi mereka yang menggunakan behel gigi, mengunyah es batu dapat merusak komponen behel seperti braket atau kawat ortodontik, yang memerlukan perbaikan tambahan. Ini dapat menyebabkan perawatan behel yang mahal menjadi sia-sia.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Meskipun kebiasaan mengunyah es batu mungkin tidak selalu berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan atau menjadi tanda pasti dari anemia defisiensi besi, penting untuk diingat bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting dari kesejahteraan umum kita. Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda, pertimbangkan untuk mengurangi atau menghindari kebiasaan mengunyah es batu secara berlebihan.
Kita tahu bahwa mengunyah es batu dapat merusak gigi dan memicu berbagai masalah mulut. Gigi yang digunakan untuk mengunyah es batu, terutama gigi geraham, dapat menjadi rentan terhadap keretakan atau patah. Selain itu, tekstur keras es batu dapat membuat otot rahang harus bekerja lebih keras, yang dapat menyebabkan rasa nyeri yang tidak nyaman pada rahang.
Selain merusak gigi, mengunyah es batu secara berlebihan dapat merusak enamel gigi. Enamel gigi adalah lapisan terluar yang sangat penting karena melindungi gigi dari kerusakan. Kerusakan pada enamel gigi tidak mudah diatasi bahkan oleh dokter gigi, sehingga menjaga enamel gigi yang sehat sangat penting.
Kebiasaan ini juga dapat meningkatkan tingkat sensitivitas gigi. Dalam banyak kasus, gigi yang telah rusak akibat mengunyah es batu dapat membuat gigi terasa sangat sensitif, terutama ketika Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang panas atau dingin.
Bagi mereka yang menggunakan behel gigi, perlu diingat bahwa mengunyah es batu dapat merusak bagian braket atau kawat ortodontiknya. Ini dapat mengganggu perawatan behel yang sedang berlangsung dan mengakibatkan biaya tambahan serta waktu yang terbuang.
Jadi, meskipun beredar informasi yang mengaitkan kebiasaan mengunyah es batu dengan anemia defisiensi besi, hubungannya belum sepenuhnya dipahami dan bisa bervariasi dari individu ke individu. Namun, sudah pasti bahwa mengunyah es batu dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan gigi dan mulut.
Penting untuk diingat bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari menjaga kesejahteraan tubuh secara keseluruhan. Jika Anda memiliki kebiasaan mengunyah es batu yang berlebihan dan merasa bahwa hal ini dapat merusak kesehatan gigi dan mulut Anda, pertimbangkan untuk mengurangi atau menghindari kebiasaan ini. Selain itu, pastikan bahwa pola makan Anda mencukupi kebutuhan zat besi dan zat gizi lainnya untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Saran terbaik adalah selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama jika Anda memiliki gejala anemia atau masalah kesehatan gigi dan mulut. Profesional medis dapat memberikan nasihat yang tepat berdasarkan kondisi dan kebutuhan individu Anda. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan diri sendiri adalah investasi yang sangat berharga untuk kualitas hidup yang lebih baik.