Gejala Awal Pecah Pembuluh Darah Otak, Awas Jangan Sepelekan Hal ini !!!
Apakah kalian sudah tau ?
Jika pecah pembuluh darah ini terjadi akibatnya akan sangat fatal terutama di kepala termasuk masalah yang cukup serius. Sebab ketika hal ini terjadi, suplai oksigen ke otak akan terganggu, pasien yang mengalaminya bisa tak sadarkan diri. Kejadian paling parah yang terjadi bisa kehilangan nyawa.
Belum lama ini Artis multitalenta Indra Bekti yang saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Indra Bekti mengalami pecah pembuluh darah dan menjalani Operasi di bagian kepalanya Beruntungnya beliau sudah bisa melewati masa kritisnya dan saat ini berangsur-angsur membaik kondisinya.
Gejala yang umumnya terlihat biasa bahkan kerap dianggap sepele oleh sebagian orang serta tidak begitu menakutkan karen sudah sering dirasakan ini ternyata bisa saja tanda-tanda penyebab dari terjadinya Pecah pembuluh darah. Meski begitu, gejala apapun yang muncul memang sudah semestinya harus diwaspadai sedini mungkin oleh setiap orang.
Dosen Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Andrianto menjelaskan beberapa gejala awal yang patut diwaspadai terkait pecah pembuluh darah di otak ini.
“Banyak orang yang tidak sadar kalau ada masalah yang berpotensi pembuluh darah pecah,” kata dia dalam keterangan tertulis.
Berikut adalah beberapa gejala awal yang kerap dianggap sepele:
1. Sakit kepala
Gejala yang sering muncul pada seseorang yang berisiko pecah pembuluh darah di kepala adalah sakit kepala. Tapi banyak orang menganggap sepele hal ini. Alasannya karena mirip dengan gejala penyakit lainnya. Keluhan sakit kepala biasanya terjadi berulang. Rasa sakitnya juga bisa meningkat. Bahkan ketika diobati bukan membaik malah semakin sakit.
2. Mual dan muntah
Gejala ini bisa muncul seiring rasa sakit kepala yang semakin kuat. Saat tekanan di kepala semakin meningkat, maka pasien akan mengalami mual dan muntah.
3. Vertigo
Vertigo mungkin dianggap sebagai masalah kesehatan secara umum. Namun, Anda tetap harus waspada, sebab bisa jadi ini tanda ada yang salah dengan pembuluh darah di otak anda.
4. Gangguan bicara
Jika sewaktu-waktu mengalami masalah saat berbicara, berupa sulit menyampaikan kata-kata. Waspada, bisa saja ada masalah di otak anda.
Berbagai gejala tersebut perlu diwaspadai apalagi disertai faktor risiko seperti usia lanjut, tekanan darah tinggi atau hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, riwayat merokok, dan sebagainya. Oleh karenanya harus ada pemeriksaan lanjutan,” kata Andrianto. Selain itu Anda juga perlu mengetahui pemicu dari pecahnya pembulu darah tersebut selain dari pada gejala-gejala di atas berikut adalah penjelasan apa saja pemicu dari faktor penyebab gejala yang dirasakan.
1. Tekanan darah tinggi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pembuluh darah di otak pecah. Hal ini terjadi karena beban tekanan dalam pembuluh darah melebihi kemampuannya. Tekanan darah yang semakin tinggi bisa menyebabkan penebalan pada otot dinding pembuluh darah. Jika dibiarkan, penebalan akan diikuti pelebaran dinding pembuluh darah.
Akibatnya pembuluh darah menjadi tipis dan kekuatannya makin berkurang dalam menahan tekanan darah. Hal ini yang menyebabkan pembuluh darah pecah. “Tekanan yang berlebih itu akan menyebabkan pembuluh darah pecah,” kata dia.
2. Aneurisma
Kelainan pembuluh darah bisa menyebabkan penipisan dan dinding pembuluh darah menggelembung. Hal ini dikenal dengan sebutan aneurisma.
“Dibandingkan dengan dinding pembuluh darah lain, pembuluh darah di kepala ini menjadi lebih tipis. Ketika ada peningkatan tekanan meskipun tidak terlalu tinggi bisa menyebabkan pecah pembuluh darah,” terangnya. Saat hal ini terjadi, maka aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrisi untuk otak akan terganggu. Sehingga terbentuklah gumpalan darah di luar pembuluh darah yang mendesak ke jaringan otak.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Hal yang harus dilakukan adalah mencegah semua penyakit itu muncul. Salah satunya dengan mencegah tekanan darah menjadi tinggi. Ingat, tekanan darah tinggi bisa terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat. Mulai dari tingginya kadar kolesterol, obesitas, diabetes, stres, hingga merokok.
“Yang harus dilakukan untuk mencegahnya adalah perubahan gaya hidup sejak muda,” kata dia.
Menurut dia, hipertensi jika tidak dikontrol memang bisa menyebabkan komplikasi. Salah satu yang paling berbahaya adalah pecah pembuluh darah di kepala. Pencegahan terjadinya komplikasi bisa dilakukan dengan cara mengontrol tekanan darah dalam batas normal.
“Sudah terbukti kalau tekanan darah bisa mencapai target normal maka akan menurunkan risiko komplikasi,” ungkapnya.
Bagaimana dengan pengobatan?
Pasien yang mengalami pecah pembuluh darah di otak masih bisa diobati. Tentunya bukan hanya dengan operasi.
Setiap pasien akan mendapatkan penanganan yang berbeda. Tergantung volume darah yang keluar saat pembuluh darah pecah. Tentunya, diperlukan pemeriksaan lanjutan berupa CT-Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mengetahui jumlah pasti volume darah yang keluar.
“Otak dilindungi oleh tulang tengkorak jadi jika ada massa dalam otak karena gumpalan darah maka tekanan dalam rongga kepala meningkat dan berpengaruh pada proses desak ruang. Jika tekanan besar maka harus dilakukan operasi,” kata dia. Sementara itu jika volume darah yang keluar akibat pecah pembuluh darah di kepala sedikit maka akan dilakukan observasi terlebih dahulu.
“Pemantauan harus dilakukan misal di awal volume darah yang keluar sedikit lalu meningkat bisa jadi lebih banyak. Tadinya di awal tidak ada indikasi tindakan bedah akhirnya bisa ada indikasi untuk dilakukan pembedahan,” jelasnya.
“Jika jumlah volume darah yang keluar tetap sedikit sebenarnya dapat terjadi penyerapan kembali oleh sistem otak, sehingga tidak memerlukan tindakan operasi,” pungkasnya.